Senin, 03 Februari 2014

FF HiLo (Lee Hi and Zelo) False Scandal Behind Our Love Story Chapter 1

하이로
HiLo (LeeHi ZeLo) Fanfiction
False Scandal Behind Our Love Story
Chapter 1
Annyeong Haseyo.... Welcome to my blog ! Mian kalau ceritanya kacau *hehehe* maklum ini FF chapter pertama buatan author. Gak tau kenapa pengen nulis FF buat HiLo, and... mian..kalau ada yang kurang suka sama HiLo. It’s just for fun okay!!!! Happy Reading.. Please Coment and Like no kacang *jebal...*

Cast :
-         Lee HaYi
-         Zelo
Other Cast :
-         Kim Jennie
-         Kang Seung Yoon
-         Nam Tae Hyun
-         Zelo’s Sister a.k.a. Choi Eun Gyung
-         Daesung (Songsaenim)
Author : Park Ryeo Na

“Lee Ha Yi, berhentilah!” teriak seorang namja jauh di ujung koridor. Namja yang tampan dan sedikit angkuh di hadapan Yeoja bernama Lee HaYi. Teman-temannya memanggilnya  Zelo atau  “Love Virus for First Love”. Karena ketampanannya yang memikat setiap yeoja di Young Great Musical School. Hampir setiap yeoja yang ia temui selalu mengejar-ngejarnya terkecuali Lee Ha Yi. Tatapan Zelo yang sedikit dingin sebenarnya telah mampu memanah hati Ha Yi untuk tak menolak menyukai Zelo. Bagi seorang Rookie yang baru saja memulai karirnya. Mempunyai kekasih seperti Zelo akan berdampak buruk bagi masa depan HaYi. Tapi tidak untuk Zelo yang mengejar-ngejarnya untuk membuat penggemarnya sedikit cemburu.
“Hei! Kau Lee HaYi, tidak bisakah kau berhenti untuk berbicara denganku?” Zelo mengikuti Hayi di belakangnya. Tanpa berbicara lagi, Zelo segera menarik tangan Hayi agar berhenti menuruti perintahnya.
“Ya! Apa yang kau lakukan? Tidak bisakah kau melepaskanku untuk sebentar saja? Apa yang kau mau? Bukankah aku telah membantumu?” Teriak Hayi menatap wajah Zelo yang sedikit berbeda karena pipinya mulai memerah dan tersenyum tak jelas.
“Apa yang aku perlu jawab lebih awal? Yang pertama, kedua atau pertanyaanmu yang terakhir?” Ucap Zelo mengeluarkan senyum mautnya.
LEE HAYI POV
Deg...senyum mautnya benar-benar terlihat sempurna. Dan tangannya yang terasa begitu hangat menggenggam tanganku. Bisakah aku sepanjang waktu seperti ini?
Aku mulai mengada-ngada lagi, tapi ini benar-benar romantis. Apakah pipiku memerah? Kenapa aku berubah seperti ini?
Tiba-tiba...“Hei! Apa yang kau lakukan? Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang penuh dosa itu!”
Zelo baru saja menyentuh pipiku. Mungkin ia melihat pipiku yang telah memerah karenanya tadi.
“Lalu, kenapa pipimu memerah seperti itu?”
“Apa? Kau tak melihat aku sedang marah?” Aku selalu menjawab seperti itu jika Zelo bertanya. Mungkin ia telah mengetauhui apa yang sebenarnya ingin aku katakan, tapi aku tak sanggup untuk mengatakan itu di hadapannya.
“Aku melihatnya, tapi kenapa hanya kau yang marah dengan pipi memerah?”
“Sudahlah! Apa yang membuatmu mengejarku sampai disini?” Aku berharap ia tak menanyakan lagi persoalan itu. Namja itu seharusnya sudah berada di lapangan basket bersama teman-temannya. Aku kira dia akan memberitahuku hal yang sedikit serius karena ia telah mengejarku dari tadi.
“Aku kira kau tak ingin mengetahuinya. Baiklah! Dara Songsaenim memberitahuku untuk memberikan ini padamu. Katanya kau akan berkolaborasi denganku saat perayaan akhir tahun. Ya..itu kalau kau mau.” Zelo memberikanku sebuah kotak kecil berwarna merah seperti apa yang ia katakan. Tapi aku tak tahu apa isinya.
“Mwo..? Apa itu sebuah lelucon? Kau tahu, ini tidak lucu sama sekali.” Aku harap Zelo berkata tidak. Pikiranku terus melayang kemana-mana membayangkan hal itu terjadi.
“Kau memang tak bisa mempercayaiku, aku tak akan membohongimu Lee Ha Yi.” Zelo tersenyum-senyum dan mulai memegang pipiku lagi dengan tangannya.
“Singkirkan tanganmu! Memang aku ini apa?” Kataku menampar tangan Zelo untuk segera menjauh.
ZELO POV
Hahaha..menggoda HaYi memang sangat menyenangkan. Wajahnya yang baby face membuatku semakin ingin melihat pipinya yang memerah.
“Kau, bukankah kau asistenku Nona Lee HaYi? Kenapa kau tak memintaku untuk melepaskan genggamanku? Apa kau tidak alergi lagi denganku?” Aku mencubit pipinya dan pergi menemui anggota gengku di lapangan basket. Kulihat di belakang. HaYi masih berdiri disana memegangi kotak merah yang kuberikan tadi.
Dari jauh terlihat Jennie Kim dan Nam Tae Hyun tertawa melihatku, atau justru menertawai majalah yang mereka bawa. Aku terlalu bosan berurusan dengan mereka, jadi kuambil jalan pintas melewati ruang teater dan berpura-pura menelfon seseorang agar mereka tak curiga.
AUTHOR POV
Jennie dan TaeHyun segera menemui HaYi di kelas mereka. Disana HaYi masih sibuk bermain-main dengan kotak kecilnya. Melihat kedua temannya datang, Lee HaYi segera menyimpan kotak pemberian Zelo tadi.
“Annyeong! Kau kenapa Lee HaYi?” Tae Hyun membuka pembicaraan dan duduk di sebelah HaYi, diikuti Jennie yang duduk diantara mereka.
“Seperti yang kau tahu, namja pabbo itu selalu membuat masalah denganku?” Kata HaYi menggenggamkan tangannya.
“Lebih baik kau jauhi dia HaYi..” kata Jennie memegang tangan HaYi dan memanjangkan nada bicaranya.
“Wae....tapi dia partnerku. Otthokke?” HaYi memandang wajah kedua sahabatnya. Sedangkan Jennie dan Tae Hyun hanya menggelengkan kepala mereka.
“Baiklah! Aku tak tahu, tapi ada kabar buruk untuk partnermu yang sombong itu!” Nam Tae Hyun mengeluarkan majalah yang mereka bawa dari tadi. “Bacalah! Aku menemukannya di pinggir jalan ketika berangkat sekolah tadi. Kukira itu hasil wawancara Zelo kemarin tentang album solo pertamanya. Tapi setelah kubaca....begitulah!” Ha Yi hanya menetap majalah itu sekilas dan melihat isinya.
“Bacalah! Aku akan keluar menemui Seung Yoon di depan. Jangan kau perlihatkan majalah itu pada Zelo.” Tae Hyun beranjak dari tempat duduknya dan keluar kelas. Disana hanya tinggal Kim Jennie yang sibuk dengan handphonenya  dan Lee HaYi yang tengah berurusan membaca majalah itu.
“Apa yang Tae Hyun katakan tadi? Bukankah ini Zelo’s Daily yang terbit seminggu lalu?” HaYi tak bisa menahan senyum kecil di bibirnya. Jennie yang penasaran langsung merebut majalah itu dari HaYi. Begitupun Jennie yang melepaskan tawanya sekeras mungkin.
LEE HAYI POV
Zelo terlihat tak terlalu buruk di majalah ini. Kesan coolnya tetap terlihat berkarisma dengan pakaian seragam sekolah baru yang akan mereka pakai mulai bulan depan. Tiba-tiba hpku berdering dengan nada khusus yang kupasang untuk seseorang.
“Yeoboseyo!” Aku mengangkatnya dan pergi ke bangku lain agar Jennie tak mendengar apa yang kubicaran.
“HaYi-sshi. Kapan kau akan datang ke rumahku?” Suara diseberang sana terlalu keras, hingga membuat telingaku bengkak.
“Ne, aku akan segera kesana setelah aku pulang nanti.” Balasku dengan sedikit berbisik.
“Baiklah! Itu janjimu. Aku harap kau tepat waktu HaYi-sshi.”
“Clek!” langsung kumatikan hpku, ternyata Jennie memperhatikanku dari tadi. Aku segera menyapanya.
“Nuguya?” Ya..telah kutebak ia akan bertanya padaku. “Em...Nae Oppa.” Mian...aku membohongimu Kim Jennie.
“Uhm...Kenapa dia?” Anak ini memang ingin selalu tau urusan orang lain.
“Teng! Teng! Teng!” untunglah suara bel masuk segera berbunyi. “Mian Jennie-sshi bisakah kau kembali ke tempat dudukmu? Sebentar lagi Daesung songsaenim akan segera datang.
“Ya, aku mengerti. Apa kau bisa datang ke rumahku nanti malam HaYi?” Dengan berpindah ke belakangku, Jennie segera menyembunyikan majalah yang ia baca dari tadi.
“Ne..geurae. Aku pasti datang.” Wajahku sedikit lesu menampakkan senyum yang palsu di balik kepenatan menghantauiku. Tak lama kemudian, Tae Hyun, Seung Yoon, Zelo dan siswa lain berlarian masuk ke kelas. Dengan sigap, Zelo mengambil handphone ku yang lupa aku kembalikan ke tas.
“Ya..kembalikan milikku! Apa yang ingin kau lakukan?” Aku membentaknya dengan suara yang tidak setinggi biasanya, tanganku segera meraih handphoneku yang berada di genggaman Zelo. Ia hanya berusaha menghindarkannya dari tanganku agar aku tak bisa meraihnya. Tanpa kusadari Daesung songsaenim hampir menyentuh bibir pintu depan kelas kami. Tak ada yang bisa kuperbuat lagi untuk merebut hpku.
“Ssst..diamlah! Aku pasti akan mengembalikannya nanti.” Zelo tampak asyik mengacak-ngacak isi hpku dengan tangannya yang tersembunyi di dalam loker. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala dan merapikan tempat dudukku karena Daesung songsaenim telah datang.
AUTHOR POV
Daesung songsaenim segera menyapa siswa-siswanya. Hari ini ia menugaskan mereka untuk mempersiapkan latihan perayaan akhir tahun seperti yang telah diberitahukan Dara songsaengnim. Zelo dan Hayi mendapatkan tugas untuk berkolaborasi membawakan lagu pada drama musikal yang diperankan oleh Kim Jennie dan Nam Tae Hyun
“Baiklah anak-anak! Kalian boleh keluar mencari udara segar untuk latihan, sementara pemeran drama yang telah ditunjuk kemarin, kuharap segera berkumpul di ruang teater.” Daesung songsaenim menyudahi pembicaraan dan pergi meninggalkan kelas. Sontak seisi kelas terdengar gaduh.
Semua siswa segera berhamburan keluar ruangan. Jennie dan Tae Hyun tersenyum kecil pada HaYi. Terlintas pada pikirannya untuk menanyakan apakah benar ini yang akan diberitahukan Tae Hyun pada HaYi.
“HaYi-sshi! Bersenang-senanglah dengan Zelo!” Kata Seung Yoon menepuk bahu HaYi. Semetara, Zelo seakan-akan tak mendengarnya dan tetap sibuk mengotak-atik hp HaYi.
HAYI POV
“Brak!” Meja itu terasa panas mendapatkan pukulanku. Terlihat,  Zelo sedikit panik karena suara yang kubuat berhasil mendapat reaksi darinya. 10 menit aku menunggu, tapi Zelo justru merasa tak berdosa mengabaikan orang lain yang menunggunya.
“Waeyo?” Jawab Zelo lembut dengan sedikit mengerutkan dahinya.
“Apa kau tidak dengar, Daesung songsaenim menyuruh semua siswa untuk latihan?” Ucapku dengan lembut untuk berusaha sedikit menyindirnya.
“Kau ingin latihan denganku? Kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi?” Zelo segera menggandeng tanganku dan lebih tepatnya menyeretku untuk mengikuti kemana ia akan pergi.
“Lepaskan! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil!” Pintaku untuk melepaskan tangannya.
“Uhm...begitu? Kajja kita sudah kehilangan banyak waktu.” Tanpa menghiraukan yang kukatakan, Zelo justru memegang tanganku lebih erat dengan langkahnya yang semakin cepat. Aku tak dapat berkomentar apapun lagi dan terpaksa mengikuti apa instruksinya.
Hari itu adalah hari paling sial dalam minggu terakhir ini. Dara songsaenim memberiku sebuah lagu berjudul “Way Back in to Love” untuk aku nyanyikan bersama Zelo. Jam pelajaran yang tersisa itu kugunakan untuk latihan bersamanya hingga waktu break mengundangku untuk beristirahat. Aku hanya menghabiskannya dengan menyelesaikan composer laguku sambil bersenandung kecil. Seperti biasa, pasti semua sahabatku telah pergi ke diningroom outhdor untuk menghilangkan rasa lapar mereka. Kini benar-benar tinggal aku sendirian yang ada dalam kelas ini. Sedikit menyenangkan namun juga mengecewakan.
****
Jam sekolah telah usai, jam-jam yang kulalui tadi, tak sedikitpun membuatku bahagia selain menatap wajah tampan Zelo. Aku mulai membereskan barang-barangku dan keluar diantrean paling akhir. Segera, kulangkahkan kakiku menuju pintu gerbang untuk menunggu Jennie yang masih mempunyai sedikit urusan dengan Daesung songsaenim. Tiba-tiba saja...
ZELO POV
“Hei! Apa yang kau lakukan?” HaYi berteriak sekeras klakson mobilku yang telah mengagetkannya. Tentu saja beberapa pasang mata menatapnya dan menatapku dengan heran, seolah kami ini sepasang saudara yang jengkel satu sama lain.
“Bukankah kau akan pergi menemuinya?” Aku masih betah membawa hpnya, setelah kubaca-baca pesannya, barulah aku tahu kalau HaYi akan bertemu dengan orang yang penting untuknya.
“Hah! Kau pasti membaca pesanku. Dasar tidak sopan! Kembalikan milikku! Untuk apa kau memiliki hp jelek seperti itu?” HaYi berusaha mengambil handphone yang masih saja kupegang dari dalam mobil mewahku. Segera saja aku keluar dan menariknya ke dalam mobilku agar ia tak banyak bicara.
“Huh...kau sudah cukup untuk membuatku gila hari ini.” Nafasku terhembus pelan bersama semua penat dalam tubuhku. Kubiarkan HaYi terdiam sejenak duduk disampingku, dan kunyalakan mesin mobilku untuk melaju di jalanan Seoul.
Selama perjalanan, kami masih saja terdiam. Kulirik sedikit ke arahnya “Ehem..” HaYi menoleh ke arahku dan mulai kubuka pembicaraan ini.
“Apa isinya? Kotak itu terlihat istimewa untukmu.” Kataku dengan mata tetap fokus pada kemudiku.
“Molla, kita akan kemana?” Tanya HaYi sedikit lebih dingin. “Eum...bukankah kau akan pergi ke rumahku?” Tanyaku sembari mencairkan kembai suasana. “Ne, eonnimu yang memintaku datang, ia terlalu kesepian sejak pulang ke Seoul. Jadi aku berusaha menghiburnya dari kemarin.” Senyumnya mulai terlihat menyenangkanku. “Apa kau tak takut dengan masalah yang kau perbuat itu?” HaYi terlihat cemas dengan matanya yang menatapku. “Bukannya itu yang kau mau?” Wajahku mulai memanas dan tak bisa menolak untuk tidak tersenyum kecil. Mata HaYi yang bulat serasa masuk menembus retina mataku, walaupun itu hanya sekejap karena aku harus kembali fokus pada lampu merah yang telah siap menghadangku.
“Berhati-hatilah!” Wajah HaYi menolehku dan tersenyum kecil mengisyaratkan sedikit perhatiannya untukku.
Segera kutancapkan gas mobil ini setelah lampu merah berubah menjadi hijau. Hatiku lebih merasa bersalah dari apa yang kuperbuat untuk menyedihkan HaYi hari ini. Tak hanya itu, sebagai dongsaeng, sekalipun eonniku tak pernah memintaku untuk menemaninya agar tak kesepian. Apa karena terlalu sibuknya pekerjaanku? Pertanyaan-pertanyaan bodoh semacam itulah yang mengisi kepalaku selama di perjalanan.
Perlahan tapi pasti kubelokkan mobilku ke sebuah rumah yang lumayan luas halamannya dengan sebuah istana megah bewarna putih dijaga dengan dua pilar besar disamping kanan dan kirinya. Rumah keluargaku, yang bisa dibilang tidak lebih pantas menjadi rumah orang korea.
Sampai di depan pintu rumah, segera kakiku melangkah turun dan membukakan pintu untuk HaYi, sementara kuserahkan kunciku kepada orang yang lebih sopan dibilang pengawal pribadi di rumah kami, noonaku yang cantik dengan rambut hitamnya terurai panjang, baju bermerknya dengan highheelsnya yang menambah kesan fashionable telah berdiri di depan pintu menyambutku dan tentunya HaYi.
HAYI POV
“Annyeong Haseyo Eonni!” Segera kusapa eonni yang sangat baik bagiku dan kupeluknya dengan hangat.
“Masuklah HaYi-sshi, aku terlalu kesepian di rumah. Apa kau dengaan Zelo baik-baik saja?” Tanyanya dengan melepaskan pelukanku dan sedikit melirik Zelo yang berjalan di belakang kami.
Aku hanya terdiam dan sedikit tersenyum, tapi segera saja Zelo menjawab pertanyaan noonanya. “Ne, tentu. Seperti yang noona lihat.” Dengan senyumannya yang sedikit palsu, mudah saja ia menggandeng tanganku. Akupun hanya sedikit tersenyu melihat wajahnya yang semakin memerah. Ternyata, seorang namja bisa saja se-cute itu hanya dengan sedikit senyumnya. Eonni mempersilakakanku untuk duduk di ruang tamunya yang begitu mewah, dengan sofa-sofa berderet rapi dan tangga di samping kanan-kiri ruangan itu menambah kesan elegan. Yang aku tahu, tangga di sebelah kanan akan berujung di kamar Zelo, dan benar saja ia naik ke atas untuk berganti pakaian. “Dasar tuan rumah yang kurang sopan.” Teriakku dalam hati.
“HaYi-sshi, apa teman-temanmu tau soal ini?” Eonni mengeluarkan sebuah majalah yang persis seperti punya Tae Hyun, hanya saja ada sebuah halaman yang telah hilang dari majalah Nam Tae Hyun.
“Ne, sebagian telah mengetahuinya. Tapi kenapa mereka percaya begitu saja eonni?” kali ini pertanyaanku sedikit menyelidik. Disana terlihat foto Zelo dengan remang-remang cahaya di sebuah jalanan di Seoul bersama seorang yeoja.
#ToBeContinue#


Wah...gimana ceritanya? Pasti kacau-balau.....Just fun... Thank You for Reading and...sekali lagi no kacang. Komen chingu!!!! Chapter 2 will coming soon......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar